Setiap Orang Punya Keindahan, Lho
![]() |
Manusia, makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah. Secara asal penciptaannya, ia adalah makhluk terbaik walaupun nantinya perbuatan dan cara dia menggunakan "diri" nanti yang akan membawa kepada kesimpulan apakah dia lebih baik dari malaikat atau bahkan lebih buruk daripada hewan ternak. Seperti api, kan? Kalau digunakan sesuai dengan fungsinya, ia sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Namun, ia juga bisa menjelma menjadi bencana yang tidak diinginkan semua orang.
Sudah di-nash dan tentu ini adalah sebuah kebenaran mutlak bahwa nikmat Allah kepada kita tak terhitung jumlahnya.
وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
(An Nahl 16:18) : Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Setiap dari kita pasti punya nikmat yang tak terhingga banyaknya, tapi sayangnya sering kali kita tidak menyadarinya. Dewasa ini, banyak sekali orang yang menganggap dirinya rendah dan seperti tak memiliki kelebihan apa-apa, insecure dan ketakukan berlebih yang akhirnya membawa kepada kebencian diri. Jika kita sudah membenci diri kita sendiri maka yang akan terjadi adalah kita tidak bisa melihat kelebihan yang kita miliki dan selalu tampak di mata kita kekurangan-kekurangan diri.
وَعَينُ الرِضا عَن كُلِّ عَيبٍ كَليلَةٌ
وَلَكِنَّ عَينَ السُخطِ تُبدي المَساوِيا
~Imam Syafii
Mata pecinta akan mengaburkan segala kekurangan
Sedang mata pembenci akan selalu menampakan kekurangan-kekurangan
Termasuk juga ketika benci kepada diri sendiri, maka yang akan tampak adalah kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Padahal sangat penting untuk mengenali kelebihan diri demi terus berkembang menjadi versi terbaik dari diri kita. Kelebihan diri tak pelak bak senjata dan alat yang bisa kita gunakan untuk melewati peperangan kita di dunia ini. Kalau kita tidak tahu bahwa kita punya senjata dan alat bagaimana kita bisa menggunakannya? Kalau tidak tahu tempat menaruh senjata kita bagaimana kita bisa mengasahnya?
Jadi, ini pentingnya kita mengenal kelebihan diri dan ini juga pentingnya punya orang yang mencintai kita. Masih berkaitan dengan bait tadi, selain menggambarkan bahwa kebencian akan selalu menampakan kekurangan, bait juga menyebutkan bahwa cinta akan selalu mengaburkan kekurangan diri. Ingat bukan tidak melihat kekurangan, tapi mengaburkannya. Artinya tetap terlihat kekurangan tapi hanya terlihat dengan samar-samar dan lebih fokus kepada bagaimana cara untuk melihat potensi dibalik kekurangan yang ada. Setiap kekurangan pasti punya potensi untuk menjadi bermanfaat, kotoran hewan saja punya potensi untuk menjadi pupuk yang menyuburkan tumbuhan.
Sangat penting untuk selalu berkomunikasi dengan orang yang kita cintai. Orang tua, guru, sahabat dekat, suami, istri atau siapapun itu yang benar-benar mencintai kita. Tidak mungkin di dunia ini kita tidak menemukan orang yang mencintai kita, pasti ada. Tapi, seringkali karena kebencian diri yang sudah mendarah daging, kita menjadi merasa tak pantas dicintai padahal jelas sekali ada orang yang mencintai kita dengan tulus, siapapun itu. Rasa tidak pantas ini harus segera dituntaskan dan dihilangkan, kita tak boleh merasa tidak pantas untuk dicintai karena setiap orang di dunia ini pantas untuk dicintai bahkan penjahat sekali pun.
Aku teringat satu syiir Abu Nawas
إِن كانَ لا يَرجوكَ إِلّا مُحسِنٌ
فَبِمَن يَلوذُ وَيَستَجيرُ المُجرِمُ
Kalau yang hanya boleh berdoa kepada-Mu hanya orang-orang baik saja
Lalu kepada siapa orang yang buruk hendak meminta pertolongan, ya Allah?
Kalau memang kita belum bisa merasakan kasih sayangnya Allah yang luar biasa, setidaknya kita harus mencari wasilah untuk bisa merasakan kasih sayang-Nya dan menemukan nikmat-Nya di dalam diri kita. Bersikap manja dan menunjukan bahwa diri kita lemah ke orang yang kita mencintai kita bisa jadi salah satu wasilahnya. Bersikap tertutup dan tidak membuka diri di kala kebencian diri merebak bukanlah hal yang bijak. Lalu, darimana kita akan mengenali keindahan diri kita sedang mata kita sendiri sudah buta akan kelebihan dan kita menutup diri dari mata-mata yang mencintai kita.
-Gaza Satria Lutfi
Komentar
Posting Komentar