Sukses



Suatu saat teman-teman aku tanya tentang apa itu sukses. Jawabannya berbeda-beda. Bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri, artinya orang yang belum bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri belum bisa dikatakan sukses. Pun begitu, orang yang hanya sebatas bisa memenuhi kebutuhan hidup sendiri sudah bisa dikatakan sukses.

Menerima segala hasil yang diusahakan, artinya setiap dia berlapang dada dengan apa yang diusahakan maka dia sudah dikatakan sukses. Orang yang gagal, tapi dia menerima kegagalannya dengan lapang dada maka dia termasuk orang sukses. Dikasih catatan dengan effort untuk better than before.

Bisa mencapai tujuan hidup yang selama ini kita harapkan. Setiap orang punya tujuan hidup yang didambakan, maka kalau dia sudah sampai pada tujuan itu maka dia dikatakan orang sukses.

Bisa mencapai tujuan dan keinginan, dengan menikmati prosesnya. Kalau orang tidak menikmati proses, walaupun dia sudah tercapai tujuannya, dia bukan orang sukses.

Secara sederhana sukses itu tercapainya sesuatu yang telah direncanakan. Wah kalau secara rumitnya apa ya, jadi penasaran.

Sukses kii husnul khotimah, jadi orang bermanfaat dan keberadaannya diberkahi. Orang yang suul khotimah, atau dia tidak bermanfaat bagi orang lain, atau keberadaannya tidak diberkahi, mereka semua bukan orang yang sukses.

Sangat jahat sekali, me-mafhum-kan setiap kalimat dari seseorang. Padahal tidak semua statement bisa diambil mafhumnya, dan tidak setiap statement dari seseorang mafhumnya akan sama maksudnya dengan manthuqnya (Kalimat tersuratnya).

Dalam KBBI Sukses itu Berhasil atau Beruntung. 'Ala kulli haal, Sukses adalah mencapai tujuan hidup. Ada yang memberi syarat ada yang tidak. Mari kita telisik lebih dalam kenapa KBBI menggunakan kata "Beruntung" dalam definisinya. Apakah sukses dan keberuntangan ada kaitannya?

Mengutip Denzel Washington bahwa Keberuntungan adalah kesempatan yang hadir dengan kesiapan diri untuk menerimanya. Senneca juga mengatakan Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika persiapan bertemu dengan kesempatan. Dalam kitabnya Ayyuhal Walad, Imam Ghozali berkata

وإن كان العبد يبلغ الجنة بفضل الله تعالى وكرمه ولكن بعد أن يستعد بطاعته وعبادته لأن رحمة الله قريب من المحسنين

Walaupun hamba masuk ke dalam surga murni karena anugerah dan pemberiannya Allah, tapi setelah ia mempersiapkan diri dengan cara melakukan ketaatan dan beribadah kepada-Nya, karena rahmatnya Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik

Dalam Al-Hikam Al-Athoiyyah, Imam Ibn Athoillah As-Sakandari berkata

ورود الإمداد بحسب الاستعداد

Datangnya pertolongan sesuai dengan matanganya persiapan

Sukses dan keberuntungan memiliki kaitan yang sangat erat. Orang-orang sukses yang kita lihat sebenarnya adalah orang-orang yang beruntung saja. Kebetulan mereka dapat keberuntungan sehingga bisa mencapai puncak seperti itu. Tapi, semua sama dalam hal mereka bekerja keras dan bersiap-siap untuk menyambut keberuntungan tersebut.

Menyimpulkan dari buku The Black Swan Theory, bahwa memang seharusnya kebanyakan orang di dunia ini berada dalam ranah "Medioker" dan sisanya, yaitu orang-orang sukses, berada di ranah "Ekstrimistan". Bukan karena mereka lebih hebat dari yang lain, tapi murni karena keberuntungan. Sekali lagi keberuntungan. Keberuntungan yang disambut dengan kesiapan diri mereka.

Harmoni antara kesiapan diri dan keberuntungan yang datang menghasilkan irama indah bernama Sukses. Tidak semua orang bisa sukses dalam artian beruntung dan mencapai puncak dunia, tapi bukannya semua orang harus bersiap, manakali keberuntungan datang kepadanya. Kalau sukses dimaknai sebagai mencapai puncak, lebih hebat dari yang lain, dan menjadi orang yang bukan "Medioker", bukannya hal tersebut bisa memberatkan diri sendiri. Karena kesuksesan yang seperti itu selalu bergantung pada kata "Beruntung" yang entah kapan datangnya.

Jadi, yang sebaiknya kita lakukan hanya bersiap-siap saja, melakukan yang terbaik, dan menjalani tanggung jawab yang ada di depan mata. Kemudian menerima apa yang diberikan oleh Allah selanjutnya. Tingkatan tertinggi seseorang adalah menjadi "Hamba" yang artinya menerima segala pengaturan yang diberikan oleh "Tuannya". Husnuzhan kepada Allah adalah salah satu cara untuk bisa mengenal Allah lebih dekat, yaitu dengan yakin bahwa Allah adalah sutradara terbaik yang memberikan kita peran di pentas teater yang kita sebut "Dunia" ini.

Yang terjadi sekarang bahwa kata sukses selalu digunakan untuk makna "Puncak". Bayangannya, orang yang biasa-biasa saja bukan orang yang sukses. Bias seperti ini kerap menyebabkan orang tergelincir. Orang membayangkan hidupnya belum sukses karena belum mencapai puncak. Bukankah mereka yang berada di puncak juga melakukan hal yang sama dengan yang kita lakukan sekarang? Yaitu menjalani hidup dan melakukan tanggung jawabnya.

Singkat kata. Sukses bagiku sendiri adalah menjalani kewajiban yang harus dilakukan. Tanpa perlu membayangkan bagaimana kedepannya nanti. Senneca menasihati kita untuk Menjadikan satu hari sebagai satu kehidupan. Diriku yang hari ini urusannya dengan hari ini. Untuk hari esok maka biarkan diriku yang besok, yang menghadapinya. Dengan begini, kita akan terhindar dari salah satu penyakit hati bernama طول الأمل.


-Gaza Satria Lutfi

Komentar

Populer

Dosa Besar Sehari-hari

Pesantren Melek Zaman

Sibuk, apa itu?

Setiap Orang Punya Keindahan, Lho

Perempuan Dan Perasaan