Sedang-sedang saja


زُرْ غِبًا تَزْدَدْ حُبًّا
 Berkunjunglah jarang-jarang, maka kamu akan menambah rasa cinta itu.


Salah satu hadits dari Nabi Muhammad SAW. Sangat menarik untuk dibahas maknanya. Bagaimana bisa orang yang ingin menambah rasa cintanya malah disuruh untuk jarang bertemu. Bukannya semakin sering bertemu malah semakin cinta? Nyatanya memang seperti itu. Ketika kita jarang bertemu maka yang timbul adalah rasa rindu, rasa rindu itulah yang akan semakin menambah kecintaan kita terhadap seseorang/sesuatu.

Kamu suka bakso, sangat suka sekali bahkan itu menjadi makanan favoritmu, tapi coba bayangkan sarapanmu menunya adalah bakso, makan siang kamu disuguhi bakso lagi, makan sore oleh istrimu dimasakin bakso, makan malam anakmu membawakanmu bakso. Kira-kira apakah kamu masih berselera untuk makan bakso? tentu tidak.

Cinta itu rasa yang spesial, sangat spesial, tapi tahukah kamu apakah rumus spesial itu? ya benar, spesial adalah barang yang jarang ada, atau terjadi hanya beberapa kali dalam jangka waktu yang panjang. Misalnya wisuda adalah peristiwa spesial karena hanya terjadi satu kali seumur hidup, ulang tahun adalah peristiwa spesial yang terjadi satu tahun sekali saja, menikah juga sangat spesial karena terjadi sekali seumur hidup. Itulah rumus dari spesial, sebagaimana perkataan seseorang

الشَّيْءُ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ
Sesuatu jika banyak adanya, maka akan menjadi murah

Batu tidak ada harganya karena memang sangat banyak sekali dan mudah didapatkan sedangkan berlian berharga sangat mahal karena langka dan sedikit wujudnya di dunia ini. 

Dengan rumus ini kita bisa menciptakan perubahan sangat sangat besar dalam hidup kita. Semisal kamu ingin menghafal quran, atau ingin mempunyai keistiqomahan dalam membaca alQuran, caranya mudah saja yaitu dengan mencintainya.  Cinta bisa tumbuh lewat usaha juga, makanya hadits di atas menggukana redaksi "Jarang-jarang" artinya tetap ada usaha, bukan nol usaha. 

Jangan harap, kamu yang sebelumnya sama sekali tidak pernah membaca alQuran, bahkan membaca alQuran hanya sebulan sekali atau bahkan setahun sekali, atau hanya membaca ketika yasinan saja, jangan berharap kamu bisa menumbuhkan rasa cinta kepada alQuran dalam sekejap mata. Misal membaca 1 hari 10 juz misalnya, atau 2 hari khatam, atau terus-menerus membacanya tanpa diselingi kegiatan lain, dengan harapan kamu akan senang dengan alQuran. Sama sekali tidak! yang kalian lakukan malah menimbulkan persepsi di dalam otak kalian bahwa alQuran itu membosankan, yang akhirnya kalian malas untuk membacanya.

Maka mulailah dengan sedikit-sedikit membaca alQuran. Pilihlah waktu yang sekiranya kamu akan menikmati waktumu bersama Quran. Tidak perlu banyak-banyak, 2 halaman sehari saja apabila itu dilakukan ketika quality time kalian, maka itu pasti akan menumbuhkan cinta kalian terhadap Quran.

Rasa cinta, sekali lagi, adalah rasa yang spesial. Jangan sampai kalian menghilangkan kespesialan itu dengan memperbanyaknya. Kita tahu banyak sekali orang pacaran yang sangat sering bertemu, jalan bareng, atau chattan setiap hari, banyak sekali dari mereka yang hubungan kandas di tengah jalan. Sebaliknya, mas santri dan mba santri yang jarang berkomunikasi, jarang atau bahkan tidak pernah bertemu, jarang chattan itu malah cintanya yang berlanjut ke jenjang pelaminan. Karena memang rumusnya seperti itu, semakin kuat kerinduan maka semakin bertambah kecintaan.

Dari situ juga Allah tidak mewajibkan kita untuk sholat 50 rokaat sehari, karena pasti kita akan merasa bosan dan akan beranggapan bahwa sholat itu tidak spesial. Bahkan ada diksi yang mengatakan bahwa "Berlebihan dalam sesuatu itu tidak baik, bahkan dalam masalah ibadah". Ketika kita terlalu berlebihan dalam ibadah kita, maka kita pasti akan merasa bosan dengan ibadah itu sendiri, yang pada akhirnya kita tidak menemukan nikmat dari beribadah. 

Jadi yang sedang-sedang saja, tidak perlu berlebihan. Apalagi di zaman akhir ini, yang serba semerawut, kita harus proposional dalam ibadah kita, kita harus menjaga semangat ibadah kita, kita harus menjaga rasa hati kita ketika melakukan ibadah, dan kita harus tahu kapasitas dari diri kita, sejauh mana kita bisa melakukan ibadah, sebanyak apa hati kita mampu menampung ibadah itu?

Gaza Satria Lutfi









Komentar

  1. Author be like : Mari kita jarang ngepost supaya pembaca langganannya makin cintaaaaa☺ hmmm

    BalasHapus
  2. Hehe. InsyaAllah, doain aja supaya produktif terus. Doain supaya bisa ngepost terus.

    BalasHapus

Posting Komentar

Populer

Dosa Besar Sehari-hari

Pesantren Melek Zaman

Sibuk, apa itu?

Setiap Orang Punya Keindahan, Lho

Perempuan Dan Perasaan