Hati Juga Butuh Gizi

وَقَالَ فتح الموصلي رَحِمَهُ اللَّهُ أَلَيْسَ الْمَرِيضُ إِذَا مُنِعَ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ وَالدَّوَاءَ يَمُوتُ قَالُوا بَلَى قَالَ كَذَلِكَ الْقَلْبُ إِذَا مُنِعَ عَنْهُ الْحِكْمَةُ وَالْعِلْمُ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ يَمُوتُ [أبو حامد الغزالي، إحياء علوم الدين، ٧/١]
وَلَقَدْ صَدَقَ فَإِنَّ غِذَاءَ الْقَلْبِ الْعِلْمُ وَالْحِكْمَةُ وَبِهِمَا حَيَاتُهُ كَمَا أَنَّ غِذَاءَ الْجَسَدِ الطَّعَامُ وَمَنْ فَقَدَ الْعِلْمَ فَقَلْبُهُ مَرِيضٌ وَمَوْتُهُ لَازِمٌ وَلَكِنَّهُ لَا يشعر به إذ حب الدنيا
Imam Fathul Mushili Berkata Tidakkah seseorang yang sedang sakit, jika ia tidak mau makan, minum, dan berobat sama sekali, ia akan mati? Begitu juga hati, ketika tidak diberi hikmah, ilmu dalam kurun waktu tiga hari ia akan mati.
Hal seperti itu memang benar. Nutrisinya hati adalah ilmu dan hikmah. Keduanya dapat membuat hati tetap hidup, seperti halnya tubuh yang nutrisinya bersumber dari makanan. Siapapun tidak memiliki ilmu, sudah barang tentu hatinya akan sakit dan kematian hati tersebut tinggal menunggu waktu. Tapi dia tidak merasakan hal tersebut karena ia nyaman dan bahagia terhadap kesenangan dunia.
- Gaza Satria Lutfi
Komentar
Posting Komentar