Melatih Diri

https://unsplash.com/photos/ZRFztIxiy3M?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink


Dalam kitab Riyadah An-Nafs, Imam al-Hakim at-Turmuzi mengatakan bahwa sebaiknya kita jangan senang terhadap hal-hal yang ada di dunia ini, bahkan terhadap amal-amal ketaatan kita. Ketika kita sudah mulai merasa senang ketika melakukan sesuatu, maka kita harus berpindah melakukan amalan yang lain.

Hal itu dikarenakan, ketika diri kita merasa senang terhadap sesuatu, maka itu menandakan kita masih memperhatikan bagian untuk diri kita. Maksudnya, kita beramal karena nafsu kita memang senang dan bahagia ketika melakukannya. Ketika tidak ada rasa bahagia dan senang, maka nafsu kita enggan melakukannya.

Lalu, bisakah kita sampai pada tingkatan ini? Kalau belum bisa, mari kita melatih diri. Masih dalam kitab yang sama beliau mengatakan.


ﻓﺈﺫا ﻓﺮﺡ ﺑﺸﻲء ﻣﻦ اﻟﺪﻧﻴﺎ، ﻓﺈﻧﻤﺎ ﻳﻔﺮﺡ ﺑﺒﺮ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻪ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﺗﻘﺪﻳﺮﻩ ﻭﺗﺪﺑﻴﺮﻩ ﻭﻟﻄﻔﻪ، ﻭﻻ ﻳﺨﻮﻥ ﺃﻣﺎﻧﺘﻪ، ﻭﻻ ﻳﻜﻔﺮ ﻧﻌﻤﻪ، ﻭﻻ ﻳﻨﺴﻰ ﺫﻛﺮﻩ، ﻻ ﻳﺤﺪﺙ ﻋﻴﺒﺎ،


Kalau dia merasakan kesenangan terhadap hal-hal yang ada di dunia ini, maka hendaknya ia senang karena Allah telah memberikan hal tersebut kepada ia, mentakdirkannya dan mengaturnya sedemikian rupa supaya kita bisa merasakan kesenangan tersebut, dan itu adalah bentuk lemah-lembutnya Allah kepada kita.

Dan hendaknya jangan mengkhianati amanat-amanatnnya, tidak kufur terhadap nikmatnya, tidak lupa mengingatnya, dan jangan sampai kesenangan itu memberikan aib kepada kita.


Adapun yang dimaksud dengan amanat dalam penjelasan di atas sudah dikemukakan sebelumnya di kitab yang sama.

ﻓﻜﺬﻟﻚ اﻟﺬﻱ ﻭﻗﻒ ﺑﻤﺠﺎﻫﺪﺗﻪ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪ، ﻳﺤﻔﻆ ﺟﻮاﺭﺣﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﺤﺪﻭﺩ، ﻓﻲ اﻟﻨﻈﺮ، ﻭاﻟﻜﻼﻡ، ﻭاﻻﺳﺘﻤﺎﻉ، ﻭاﻷﺧﺬ، ﻭاﻟﻌﻄﺎء، ﻭاﻟﺒﻄﻦ، ﻭاﻟﻔﺮﺝ


Begitu juga orang yang sedang mengenali dirinya dengan cara mujahadah. Ia harus menjaga amanat anggota-anggota tubuhnya. berupa Pandangan, Ucapan, Pendengaran, Menerima-Memberi, Perut, dan Farji.

Pelajarannya adalah kita berusaha mengkaitkan semua hal yang ada di dunia ini dengan Allah. Supaya kita lebih mengenal-Nya dan supaya koneksi kita tidak terputus dengan-Nya. Karena hidup kita di dunia ini semata karena Allah, bukan tujuan lainnya. Kita akan berpisah dengan apapun yang sekarang kita anggap penting, padahal tidak.


-Gaza Satria Lutfi

Komentar

Populer

Dosa Besar Sehari-hari

Pesantren Melek Zaman

Sibuk, apa itu?

Setiap Orang Punya Keindahan, Lho

Perempuan Dan Perasaan