Yang Kamu Tidak Ketahui Dari Masa Lalu Seseorang
Manusia itu sangat unik. Dari miliaran individu yang ada di muka bumi ini tidak ada satu pun yang sama indentik 100% meski itu anak kembar sekalipun. Tentu saja, karena mereka terbentuk dari jutaan, miliaran, bahkan triliunan variabel yang berbeda-beda, dari mulai lingkungan, keadaan, kejadian, sifat bawaan, dan sebagainya, semua membentuk masing-masing manusia sehingga mereka memiliki sifat yang unik dan berbeda-beda.
Saya telah berusaha tak menertawakan, menangisi atau membenci perbuatan manusia, dan memahami mereka
-Baruch Spinoza, Tractatus Politicus, 1676
Dengan memahami bahwa setiap manusia itu berbeda maka kita akan lebih mengerti kenapa dia melakukan ini dan tidak melakukan itu. Kita sering kali heran akan suatu sifat yang ada pada manusia sampai berkata "Kok ada ya orang kayak gitu".
Mbah Ali Maksum dulu pernah mengatakan, yang aku riwayatkan dengan makna
Dadi santri iku ojo gampang gumunan lan kagetan
"Jadi santri itu jangan mudah heran dan kaget"
Beliau sudah sangat memahami keniscayaan dari perbedaan yang ada di dalam setiap individu manusia sehingga tak perlu lagi heran dan kaget akan sifat yang dimilikinya.
Aku pernah nge-tweet yang kurang lebih begini
Dengan mudahnya mulutmu berkata ini-itu tentang diriku
padahal kamu tak tahu apa yang aku lalui di masa lalu
Aku punya cerita. Seseorang punya penyakit was-was. Setiap wudhu dia membutuhkan sekitar 10-40 menitan untuk wudhu. Dia selalu ragu apakah basuhannya sudah sempurna atau belum. Setiap keraguan itu datang dia kembali mengulangi basuhannya dan setiap kali dia sudah sampai basuhan kaki misalnya, muncul keraguan apakah wajah sudah sempurna basuhannya atau belum dan akhirnya dia mengulangi basuhan wajahnya lagi dari awal. Seperti itu berulang kali sampai 40 menit berlalu sampai dia menyelesaikan wudhunya.
Ya, itu kisah nyata bukan fiksi belaka. Setelah ia wudhu kita akan bisa melihat seluruh bajunya yang basah kuyup seperti habis mandi. Tentu kita bisa mengatakan dengan mudah bahwa was-was itu gangguannya setan, itu harus dirukyah, ini-itu dan sebagainya. Tapi, bagaimana kalau tidak? Bagaimana kalau aku katakan itu karena masa lalu di lingkungan keluarganya?
Dia adalah satu dari beberapa anak Ibunya. Ibunya selalu membandingkan dia dengan anaknya yang lain. Akhirnya munculah sifat "Ingin diakui" atau sifat "Ingin terlihat sempurna di depan Ibunya" atau sifat "Ini sudah sesuai yang diinginkan Ibu belum ya". Semua sifat-sifat tersebut membentuk anak itu sebagai pribadi yang ragu akan apa yang dilakukannya, ragu akan kesempurnaannya yang kemudian berdampak ketika dia dewasa nanti, dalam kasus ini yaitu munculnya sifat was-was.
Ini baru satu dari sekian triliun variabel yang mungkin terjadi dalam hidup manusia. Dan sifat seperti itu tak serta merta bisa hilang hanya dalam sekejap, hanya dengan satu kali nasihatmu saja apalagi dengan cangkem elekmu itu.
Masalah setiap orang itu berbeda, karena masa lalu yang dilewati pun berbeda. Menghukumi orang harus sesuai dengan kita itu sangat egois sekali.
Bersikaplah baik kepada setiap orang, karena mungkin seseorang itu masih berusaha untuk sembuh dari luka yang tidak pernah diumbarnya kepada orang lain. Setiap dari kita memiliki luka yang tidak dikatakan bahkan kepada orang terdekat sekalipun.
Dulu Imam Malik pernah berkata demikian
Lihatlah bahasanya beliau "Masih terkena ujian maksiat". Artinya, setiap orang itu diuji oleh sifat buruknya masing-masing. Ia harus bertahan dan terus menjalani hidup dengan beban berupa sifat buruk yang harus dipikul dan dilawannya setiap hari. Itu saja masih mau kamu tambahkan dengan cangkemu yang enteng saja ketika berbicara.
Akhirul kalam, tetaplah jadi diri sendiri. Orang yang mencintai kita dan peduli akan akan selalu berusaha untuk membantu kita menjadi versi terbaik diri kita semua. Jika kita belum menemukannya sekarang, pasti kita akan menemukannya di kemudian hari. Tetaplah jadi diri sendiri agar orang bisa menilai dan mengarahkan sesuai kekurangan yang kita miliki. Kalau kita membuat-buat perilaku kita, selalu menjaga image kita, bagaimana orang lain bisa mengetahui apa yang harus dibenahi dari kita? Begitulah kata kutipan di atas
"Orang yang menjadi diri sendiri itu sebuah kenikmatan tersendiri"
"Aku menyukai transparansi, aku mencintai orang yang menjadi dirinya sendiri. Yang tidak memberikan perilaku-perilaku buatan yang multi-tafsir. Hadiah terbesar yang mungkin bisa kamu berikan kepada siapapun adalah kamu menjadi dirimu sendiri di setiap keadaan"
Dengan begitu, dan dengan sendirinya kita akan menemukan siapa saja yang cocok membersamai kita untuk mengarungi hidup ini ke depannya. Seperti kata seseorang di twitter
Jangan menunjukan kelebihanmu untuk membuat orang bertahan
Tapi tampakkanlah kekuranganmu dan lihat siapa yang bertahan
Artinya menjadi diri sendiri dan lihat siapa yang bertahan.
Komentar
Posting Komentar