"Biarkan Aku Istirahat", Kata Otak



Mari kita buka dengan senandung syiir dari Abul Atahiyah penyair kenamaan masa Abasiyah

أَنَّ الشَبابَ وَالفَراغَ وَالجِدَه

مَفسَدَةٌ لِلمَرءِ أَيُّ مَفسَدَة

Masa muda, waktu kosong, kekayaan, jika semua terkumpul menjadi satu, maka itulah kerusakan terbesar seseorang

Siapa yang tidak setuju kalau masa muda adalah masa emas bagi setiap insan. Masa di mana kekuatan akal dan fisik mulai memasuki masa puncaknya. Sampai nanti di puncak tertingginya, sebagaimana disebutkan para ulama, yaitu umur 40 tahun, maka mulailah penurunan terjadi sebagaimana qoul yang masyhur

فَمَا بَعْدَ الْكَمَالِ إِلَّا النَّقْصُ

Kalau sesuatu sudah sampai ke puncak tertingginya, selanjutnya yang terjadi adalah penurunan

Di masa muda ini lah kita menanam benih yang nanti akan kita panen di kemudian hari. Kalau kita tidak menanam apa-apa ya tentu dong kita gak bisa memanen buah apa pun. Bahkan masa muda ini sampai masuk kedalam hadis Nabi yang masyhur

اغتنِمْ خمسًا قبلَ خمسٍ شبابَك قبلَ هرمِك وصحتَك قبل سقَمِك وغناك قبلَ فقرِك وفراغَك قبل شغلِك وحياتَك قبل موتِك

Manfaatkanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara: Masa muda sebelum datang masa tua; Kesehatan sebelum datang sakit; Kekayaan sebelum datang kefakiran; Waktu kosong sebelum datang kesibukan; Hidup sebelum datang kematian.

Kembali ke syiir tadi, bahwa ketika masa muda, waktu luang, dan kekayaan itu berkumpul menjadi satu, maka itulah penyebab rusaknya diri seseorang. Tapi kalau kita analisis lebih dalam lagi, sebenarnya dari 3 itu hanya satu saja yang bener-bener merusak seseorang. Masa muda, tidak semua orang yang berada di dalam fase ini pasti buruk, begitu juga kekayaan yang tidak otomatis menjadikan seseorang menjadi buruk. Ya betul, waktu luang. Hampir setiap orang yang banyak memiliki waktu luang mengarah kepada hal yang kurang baik bagi dirinya

أَكْثَرُ مَنْ وَقَعَ فِيْ الْمَعْصِيَةِ أَكْثَرُهُمْ فَرَغًا

Orang yang paling banyak terjerumus ke dalam kemaksiatan adalah orang yang paling banyak waktu luangnya

Bias waktu yang terjadi di masa muda ini memang sangat menipu. Kita merasa masih punya banyak waktu, sampai saatnya tiba kita baru sadar bahwa waktu yang sudah terlewat adalah satu-satunya waktu yang kita punya. Masalah dalam diri kita adalah mindset tentang "Kita punya waktu banyak". Mindset ini membuat kita tidak awas dan terkesan santai terhadap segala hal. Ya, siapa bilang gaboleh santai, hehe. Aku bilang santai terhadap segala hal.

Di sini kita bisa melihat bagaimana hebatnya Islam mengajarkan kita untuk mengingat kematian bukan untuk takut kepada kematian itu sendiri, tapi untuk mempersiapkan kalau kita tiba-tiba mati dalam waktu dekat. Mengingat kematian bisa menjadi obat bagi segala penyakit hati yang ada di dunia ini. Dengan mengingat kematian, kita bisa lebih menghargai waktu yang kita miliki saat ini dengan menggunakannya untuk hal-hal yang bermakna bagi hidup kita di saat-saat terakhirnya ini.

Hidup yang mengalir aja itu konsepnya gimana sih? Kayak kita masuk ke tol, terus asal ada jalan kita masuk aja gitu? Atau gimana, ada yang bisa jelasin cara hidup yang mengalir aja tapi kita sampai tujuan

Hehe, maaf. Otak ini kadang suka muncul lintasan pikiran sebagaimana judul blog ini الخواطر (Lintas-lintas yang muncul di pikiran)

Mari kita lanjut membahas masa muda tadi. Di zaman yang serba cepat, efisien dan sat-set sekarang ini, kita sudah terbentuk menjadi pribadi yang serba sat-set. Mau makan? Pencet-pencet layar, rebahan, "Gofuuuuud" ada suara abang-abang gofud sampai. Memang masih ada zaman sekarang yang ngantri, gak efisien, dan lambat? Bahkan anak-anak kecil zaman sekarang aja balighnya juga sat-set. Ya, mau bagaimana lagi, inilah masa yang sedang kita tempati, efisien dan sat-set, yang membentuk diri kita menjadi seperti itu juga.

Di dunia yang sudah cepat ini, agaknya kita tetap harus men-set diri kita dan merehatkannya untuk tetap bisa berpikir jernih. Hidup cepat dan sat-set itu seperti menyetir mobil dalam kecepatan tinggi. Pada saat menyetir dengan kecepatan tinggi, fokus yang kita kerahkan harus maksimal tanpa terdiktrasi hal lain. Tapi, orang mana sih yang bisa dalam mode fokus tingkat tinggi dalam waktu lama? Maka dari itu penting bagi kita untuk menurunkan kecepatan kita atau bahkan biarkan mobil dan otak kita beristirahat sejenak. Ya, beristirahat. Kita kalau istirahat di rest area, mobilnya kita matikan, kan.

Beristirahat dan mengambil nafas sejenak setelah kegiatan yang melelahkan otak itu artinya bukan membuka media sosial dan bermain game berjam-jam. Dua hal ini juga memakan fokus kita, jadi tidak bisa dianggap sebagai istirahat. Kita contohkan scroll media sosial. Itu artinya kita men-switch fokus otak kita dari satu topik ke topik yang lain. Mengubah alur fokus di dalam otak itu membutuhkan energi banyak, itulah mengapa orang yang scroll berjam-jam, atau hanya sekedar scroll di sela-sela belajarnya pasti merasa ada yang aneh dengan otaknya. Itu tandanya otaknya lelah karena telah melakukan pengubahan alur fokus berkali-kali. Bahkan dalam hal belajar saja, kita tidak dianjurkan berpindah mendalami ilmu lain sebelum khatam dan selesai pada ilmu yang sekarang sedang kita dalami.

Beristirahat artinya membiarkan otak kita berhenti sejenak untuk merelaksasi huru-hara yang terjadi di dalam diri. Nah, selanjutnya sudah barang tentu yang muncul adalah sebuah kebosanan. Tapi, tau gak sih, sebenarnya kebosanan ini memiliki banyak manfaat bagi kita. Atau lebih tepatnya, sebenarnya, bosan adalah keadaan di mana kita membiarkan otak kita beristirahat sejenak dari hal-hal yang membuatnya senang, kemudian dopamine (hormon yang muncul ketika senang) muncul dan mencolek otak yang sedang beristirahat tadi untuk melakukan sesuatu yang membuat kita senang. Itulah mengapa kalau kita bosan, kita otomatis mengambil hp, karena otak sudah terprogram bahwa hp adalah pleasure tercepat yang bisa kita hasilkan saat ini juga. Ketika kita scroll media sosial, kita pasti menemukan beberapa hal yang menyenangkan kita kan? Nah kejadian yang berulang itu membuat otak kita terprogram untuk menyatakan bahwa ada kesenangan di dalam scroll media sosial.

Tapi, pernah gak kita hampa, tidak mau ngapa-ngapain, dan sudah bosan scroll media sosial tapi yang kita lakukan tetep terus scroll, bahkan berjam-jam. Hal itu terjadi karena ketika scrolling kita mencari hal baru yang menyenangkan. Setelah menemukan hal yang menyenangkan, .... hal menyenangkan mana sih yang bertahan selamanya, hehe, maka kesenangan itu hilang dan kita berharap menemukan kesenangan lain yang baru. Akhirnya kita terus scrolling sampai menghabiskan waktu berjam-jam. Terus, setelah scrolling berjam-jam, pasti capek ya? Karena otak kita habis melakukan tugas yang sangat berat yaitu swtiching, mengubah alur fokus selama berjam-jam dengan ratusan topik yang berbeda-beda.

Bosan ini menyakitkan, karena hal ini terjadi ketika diri kita terbiasa dengan kesenangan kemudian di saat tertentu kita gak mendapat kesenangan tersebut. Orang yang memiliki screen-time di atas 8 jam cenderung akan lebih merasakan rasa sakit yang lebih besar ketika dia tidak memegang hpnya ketimbang orang yang screen-timenya di bawah itu. Konsep ini sebenarnya sudah disebutkan oleh Imam Bushiri dalam qosidah burdahnya

وَالنَّفْسُ كَالطِّفْلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى
حُبِّ رَضَاعٍ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفِطِمِ

Nafsu itu laksana anak kecil, kalau kamu biarkan terus menyusu, ia akan terus menyusuk bahkan setelah dirinya telah dewasa. Tapi, kalau kamu menyapihnya, ia pasti akan berhenti

Bait dari imam bushiri ini sesuai dengan Konsep yang kita bahas sebelumnya. Orang yang terbiasa menghilangkan kebosanannya dengan membuka hp, maka ia akan terus seperti itu sampai ia menyapihnya. Anak kecil yang baru disapih tentu akan sering menangis yang menunjukan rasa sakit dari dirinya karena tidak mendapat apa yang dia inginkan. Begitu pun kita, kita mencoba keluar dari adiksi global ini, pasti rasanya akan sakit dan aneh. Tapi, rasa sakit itu tidak akan bertahan lama. Ibaratkan kita yang terbiasa merasakan kesenangan, menghasilkan dopamin kok tiba-tiba tidak mendapatkannya, itu pasti akan menimbulkan kekosongan di dalam diri kita.

Maka dari itu, cara terbaik untuk mengatasi kekosongan adalah mengisinya. Sebagai mana bait tentang move on

فَقَالُوْا شِفَاءُ الْحُبِّ حُبٌّ يُزِيْلُهُ
مِنْ آخَرَ أَوْ نَأْيٌ طَوِيْلٌ عَلَى هَجْرٍ

Mereka berkata, obat dari patah hati adalah hadirnya cinta lain ke dalam hati, atau jarak yang sangat jauh tanpa ada hubungan sama sekali

Untuk mengatasi sebuah kekosongan, kita tidak bisa semata-mata membiarkannya kosong karena itu adalah bagian dari diri kita yang harus cepat dicari penggantinya. Begitulah cara terbaik move on, dari satu adiksi ke hal lain. Sebenarnya sumber dopamin itu banyak, hobi, berbincang dengan seseorang, makan, melihat sesuatu yang indah, dan lain-lain. Sayangnya, hal-hal ini hanya menciptakan sedikit dopamin jika dibandingkan dengan hp. Hp menciptakan dopamin yang sangat besar sekali, sampai-sampai menutup kejernihan dari akal kita. Kalau alkohol dan judi online adalah adiksi, maka hp adalah adiksi yang lebih berbahaya dari itu. Alkohol dan judi dilarang karena menganggu kita untuk mengingat Allah dan khusyu' dalam sholat, kenapa tidak hp yang lebih adiksi dari itu kita larang juga untuk diri kita?

Pernah kepikiran gak, kenapa kalau kita sedang mandi atau BAB, malah sering muncul ide-ide brilian? Nah itulah gambaran otak yang jernih dan tidak banjir dengan dopamin dan kesenangan. Atau contoh paling sering tentu ketika sholat. Ketika sholat, malah ide-ide brilian muncul dan otak kita seperti dalam masa puncaknya. Karena memang ketika sholat, otak kita langsung memasuki mode fokus dan tidak terdistraksi oleh hal-hal lain, sehingga ia bisa melakukan eksplorasi. Sebagaimana Imam Ibn Athoillah dalam Hikamnya mengatakan

الصَّلاةُ مَحَلُّ المُناجاةِ ومَعْدِنُ المُصافاةِ؛ تَتَّسِعُ فيها مَيادينُ الأسْرارِ، وَتُشْرِقُ فيها شَوارِقُ الأنْوارِ
Sholat adalah tempat bermunajat, tempat menunjukan ketulusan. Di dalamnya, area lingkup sir menjadi luas, dan cahaya-cahaya bermunculan

Dijelaskan bahwa ketika sholat, hati dan pikiran kita menjadi luas, artinya untuk eksplorasi, sehingga dengan begitu munculah ide-ide brilian dan segala hal yang tak terpikirkan di luar sholat akan terpikirkan ketika sholat.
Yaaa, walaupun sebenarnya fungsi dari terbukanya hati dan pikiran ketika sholat itu bukan untuk memikirkan ide-ide brilian, tapi untuk memikirkan kebesaran Allah melalui bacaan-bacaan yang kita baca ketika sholat. Itulah mengapa, lebih disunnahkan memanjangkan rukun "Berdiri" ketimbang yang lain. Karena dalam berdiri, kita membaca AlQuran yang bisa kita tadabburkan. Dan itulah mengapa orang yang ingin hafalannya kuat, hendaknya membaca Hafalannya ketika sholat, karena dengan mentadabburi ayat, kita bisa semakin menjadi dhabit dalam hafalan kita. Dan itulah mengapa Allah mewajibkan kita sholat 5 waktu, agar kita tetap memiliki waktu untuk mengistirahatkan otak kita dan sekaligus yang terpenting agar kita bisa lebih dekat kepada Allah dengan cara mengenalnya melalui akal kita. Bukankah begitu perintah-Nya? 

Ketika otak terus bekerja, misalnya scrolling dan switch fokus, ia tidak menemukan ruang untuk eksplorasi. Yang terjadi saat ini adalah, otak tidak pernah dibiarkan eksplorasi. Kelar kerja atau belajar sedikit, buka hp. Pusing dan lelah sedikit, buka hp. Ia tidak pernah dibiarkan untuk eksplorasi dan beristirahat. JK Rowling, pengarang buku Harry Potter yang menjadi penulis tersukses di dunia, menemukan seluruh ide Harry Potternya ketika 4 jam perjalanan kereta dari kota Manchester ke London. Tentu saat itu belum ada hp, jadi ia bisa membiarkan otaknya beristirahat sekaligus eksplorasi, yang akhirnya menciptakan masterpiece yang sangat luar biasa.

Akhirul kalam, alangkah bijaknya kita menurunkan kecepatan mobil kita dan membiarkan mesinnya beristirahat sejenak. Di dunia yang serba cepat ini, ketenangan adalah kuncinya. Tentu tidak lupa selalu meminta bantuan kepada  Pemilik hati dan akal kita, untuk selalu mengantarkan kita kepada jalan yang lurus.


-Gaza Satria Lutfi

Komentar

Populer

Dosa Besar Sehari-hari

Pesantren Melek Zaman

Sibuk, apa itu?

Setiap Orang Punya Keindahan, Lho

Perempuan Dan Perasaan