10 Menit Yang Berharga

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fseekersguidance.org%2Farticles%2Fknowledge%2Fthe-scientific-endeavors-in-the-seventh-hijri-century-on-the-example-of-the-sciences-of-hadith%2F&psig=AOvVaw0bD1FWAWOR8bZxmKiuONpr&ust=1724529386507000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBQQjRxqFwoTCKi0j-Hyi4gDFQAAAAAdAAAAABAE

Turki, 21 Agustus 2024, kami berkesempatan untuk menemui Syekh Muhammad Awwamah di perpustakaan pribadinya. Terlihat wajah bersinar sedang menatap sebuah kitab dan layar monitor. Kesehariannya begitu produktif. Tidak lewat satu detik pun kecuali beliau gunakan untuk menulis dan membaca. Hidupnya rapi, tertata dan terjadwal, seperti matahari yang selalu menepati jadwalnya untuk terbit di pagi hari.

Entah mengapa, nasihat pertama yang disampaikan beliau adalah sebuah hadits yang mengatakan bahwa dulu Sahabat Abu Bakar mendawamkan doa ini setiap rokaat ketiga sholat magrib

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا

Ya Allah, jangan palingkan hati kami

Mungkin beliau tau, orang-orang seperti kami itu potensi keplesetnya tinggi jadi kami diberi riwayat hadits doa seperti ini supaya tidak sering kepleset.

Selanjutnya beliau meriwayatkan hadits untuk membaca doa ini,

اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا

Ya Allah, Aku meminta kepadamu ilmu yang bermanfaat dan rezeki yang baik

doa ini dibaca saat sholat fajar (shubuh). Setelah itu beliau menjelaskan bahwa manusia itu hanya ada dua tipe. Yang pertama pencari ilmu, yang kedua pencari rezeki. Jangan lepas dari dua hal itu atau hidup kalian sia-sia. Satu detik pun yang terlewat tidak boleh digunakan kecuali untuk mencari ilmu atau mencari rezeki. Di akhir nasihat tentang doa ini, beliau mengulangi doa tersebut dan menambahkan وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً di akhirnya

اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Ya Allah, Aku meminta kepadamu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, serta amal yang diterima

Selanjutnya, beliau memberikan nasihat yang sangat menyentuh hati kami semua. Beliau berkata "Waktu yang kamu punya itu waktunya umat. Jangan merasa bahwa waktu itu punya kamu". Ya, benar saja. Sebagai seorang yang diberi kesempatan untuk belajar agama di negeri yang jauh, sudah seyogyanya kami sadar bahwa kita adalah acuan umat di masa depan nanti. Selain itu, akal cerdas yang diberikan Allah kepada kita semua tidaklah diberikan secara cuma-cuma. Seperti kata paman Ben di film Spiderman

With great power comes great responsibility.
Kekuatan yang besar mendatangkan tanggung jawab yang besar.

Begitu juga nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada kita juga membawa tanggung jawab yang besar. Umat sudah menunggu kita, kitanya malah main-main, hehe. Sekali lagi "Waktu yang kamu punya itu waktunya umat. Jangan merasa bahwa waktu itu punya kamu".

Nasihat terakhir yang beliau berikan adalah fokus terhadap kebutuhan negaramu. Hidupkan turots yang dikarang oleh ulama'mu. Jangan sampai ia hilang ditelan waktu. Bagi kami, nasihat-nasihat yang disampaikan beliau cukup mengena di hati kami. Semoga dalam tulisan ini masih terdapat sisa-sisa cahaya yang keluar dari hati beliau sehingga tulisan ini punya ruh yang dapat menyentuh hati para pembaca. Sungguh 10 menit yang mungkin tak terulang~

-Gaza Satria Lutfi

Komentar

Populer

Dosa Besar Sehari-hari

Pesantren Melek Zaman

Sibuk, apa itu?

Setiap Orang Punya Keindahan, Lho

Perempuan Dan Perasaan